Minggu, April 29, 2012

Apa Perbedaan diantara OLED TV dan LED TV?

http://mydcstore.com/2012/04/

Semenjak diperkenalkannya LED TV pada tahun 2009 yang lalu, pembuat TV mempromosikan dan mengiklankan-nya sebagai teknologi yang baru. LED TV memang tampaknya berbeda dari plasma ataupun LCD HDTV. Rancangannya lebih tipis dan tampilan gambar yang lebih jernih, lebih lagi apabila berada dalam ruangan showroom dari toko yang menjualnnya. Tapi tahun ini, LG dan Samsung memperkenalkan layar besar pertama memakai teknologi OLED TV. Kenapa harus mengganti apabila anda sudah memiliki LED TV? yang belum lama dibeli, bahkan mungkin sebagian dari anda memilinya belum genap setahun? bukankah sama teknologinya, kecuali huruf O didepannya? jawaban jelas dapat dilihat pada ulasan dibawah ini.
Apakah LED TV dan OLED TV sama: jawabannya tidak!.
LED TV sebenarnya hanyalah LCD TV yang menggunakan tipe lampu yang berbeda terbuat dari [L]ight [E]mitting [D]ioda daripada fluorescent lamp (tipikalnya disebut CCFLs) untuk mengiluminasi gambar yang ada. LCD adalah layar dengan pixel berwarna, mereka tidak menciptakan cahaya, dan mereka membutuhkan sumber cahaya. (Plasma dan CRT jaman dulu tidak membutuhkan cahaya, karena menggunakan fosfor sebagai sumber cahaya, menghasilkan layar mengeluarkan cahaya dan warna ketika dialiri oleh listrik).
Iklan Samsung di tahun 2009 kemarin berbunyi sebagai berikut “A Whole New Species of TV”. Sungguh merupakan pernyataan yang tidak konsisten dalam industri pembuat TV, seakan kali pertama pabrikan TV menggunakan teknologi dengan tipe lampu yang berbeda. LCD yang murah tidak disebut dengan “CCFL TV” — baik itu sebelum dan sesudah LCD TV diperkenalkan.
Pada LCD, lampu CCFL selalu ditempatkan tepat dibelakang panel, sehingga membuatnya lebih tebal. Sedangkan pada LED, lampu ditempatkan sekeliling panel di bawah bezel layar (model 2012 ES Samsung, LG, dan Toshiba LED, dan beberapa brand lainnya) atau seperti CCFL, dibelakang panel LCD (beberapa tipe LG, Sony, Vizio, Sharps, dan seri EH Samsung).
Pabrikan TV mengklaim bahwa LED menawarkan contras yang lebih tinggi. Klaim tersebut dibarengi pula dengan rancangan baru dari semua pabrikan TV yang menon-aktifkan semua lampu LED disaat konten yang disajikan berwarna hitam. Beberapa tipe LED TV dapat mematikan beberapa region lampu LED-nya sekaligus, tergantung seberapa besar tampilan yang membutuhkan warna hitam dalam setiap saat yang dibutuhkan.
Konsumsi power lebih rendah pada LED TV dibandingkan pada LCD yang dibekali dengan teknologi CCFL, membuat LED disebut lebih hemat daya. Akan tetapi, sangat layak untuk disebutkan, perbedaan konsumsi daya yang dihasilkan dengan harga yang ditawarkan untuk membeli LED lebih besar sebenarnya dibandingkan anda membeli LCD dengan CCFL yang lebih murah.
OLED
Dan sampailah pada teknologi OLED, dan sebenarnya OLED-lah yang merupakan satu teknologi yang betul-betul baru pada teknologi layar besar. Panelnya diciptakan melalui jutaan LED kecil. Huruf O berarti “organic” yang artinya terdapat carbon dapat setiap molekul yang diciptakan saat keluarnya cahaya (light producing) pada setiap layer dalam panel tersebut. OLED berlayar besar tidak membutuhkan lampu — molekulnya dapat menerangi dirinya sendiri–. OLED HDTV dapat lebih tipis dan lebih cemerlang dibandingkan LED TV yang tertipis yang ada dipasaran saat ini, dan memiliki beberapa keuntungan dibandingkan LCD TV, baik LCD yang dibekali dengan LED maupun CCFL.
Singkatnya, OLED menciptakan satu warna yang sangat konsisten dan luas dimanapun sudut anda memandangnya dalam ruangan. LED dan LCD cenderung lebih gelap disaat anda menjauh dari center-nya, dan diikuti dengan beberapa perubahan warna. (ada satu pengecualian yang kami temukan, tipe terbaru dari Panasonic, WT50).
OLED sangat hemat daya dan lebih efisien, mengalahkan semua flat panel dalam konsumsi daya yang rendah. Akan tetapi untuk harga sekarang yang masih sangat tinggi, model awal diperkenalkan dengan harga hampir 80 juta rupiah, anda mungkin tidak akan mengenal kata hemat untuk saat ini. OLED memberikan gambar yang luar biasa tajam dan tidak dapat dibandingkan dengan LED yang ada sekarang.
Atribut terbesar pada teknologi OLED yaitu kemampuannya untuk menciptakan warna hitam yang sangat dalam dibandingkan panel lainnya. Tidak seperti LED backlighting, yang kemampuan terbaikknya hanya dapat meredupkan gambar pada region tertentu saja, OLED dapat menghasilkan luminasi warna yang sangat rendah sampai pada tingkatan terkecil individu pixelnya. Kemampuan ini dibarengi dengan kemampuan menghasilkan warna putih yang cerah pula, dan kemampuan inilah yang menjadikan OLED memiliki kontras yang lebih dibandingkan yang lain. OLED merupakan perangkat yang sangat cepat, pergantian intensitas yang lebih cepat dari plasma yang terbaik yang ada sekarang, dan lebih cepat dari LED yang tercepat sekalipun (240 Hz). Yang artinya, anda sama sekali tidak akan menemui motion-blur saat menonton pada layar OLED.
OLED dapat menghasilkan lebih banyak warna dibandingkan CCFL ataupun panel LED. Mungkin dalam beberapa saat kedepan, layar besar dengan teknologi OLED sudah bisa didapatkan di toko-toko yang menjual perangkat HDTV. LG diharapkan pada kelas 55 inchi dan Samsung dikabarkan akan melepas layar dengan ukuran 65 inchi kepasaran. Pasti beberapa dari anda yang barusan membeli perangkat HDTV berteknologi LED akan terkejut saat menemukan perangkat yang belum setahun dibeli sudah sangat ketinggalan disaat teknologi OLED ini muncul dipasaran pada 2012 ini. Apabila anda kebetulan membaca artikel ini, tahan dulu rencana pembelian anda, apabila terpaksa, jangan dulu membeli tipe LED yang terlalu mahal.

Sabtu, April 28, 2012

Cara Alami Lindungi Jantung, Konsumsi Rumput Laut

Bagi kebanyakan orang rumput laut bukanlah suatu jenis makanan yang diminati, dan cenderung diabaikan masyarakat barat.

Namun menyelipkan rumput laut pada saat makan malam dapat membantu mencegah serangan jantung, kata para peneliti.

Para peneliti telah menemukan bahan-bahan kunci dalam rumput laut yang membantu menurunkan tekanan darah, mirip dengan obat yang biasa diresepkan oleh dokter.

Menurut sebuah studi besar, rumput laut merupakan sumber yang kaya protein yang dikenal sebagai peptida bioaktif yang juga ditemukan dalam susu. Bahan kimia ini memiliki efek mirip dengan obat ACE inhibitor, yang secara luas diresepkan untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mencegah serangan jantung dan stroke.

Diketahui, rumput laut sangat jarang dikonsumsi masyarakat eropa dan barat, namun berbagai jenis rumput laut telah menjadi bahan pokok dalam makanan Jepang selama berabad-abad.

Varietas populer dari rumput laut adalah Wakame, digunakan dalam sup miso, Kombu, dan Nori, yang dikeringkan dan digunakan untuk membungkus sushi.

Dr Maria Hayes, dari Pusat Penelitian Makanan Teagasc di Dublin, mengatakan bahwa rumput laut adalah sumber makanan sehat yang belum dimanfaatkan.

Rumput laut sangat rendah akan kalori, dan beberapa ilmuwan mengklaim bahwa menkonsumsinya dapat membantu dalam penurunan berat badan dengan mencegah penyerapan lemak.

Bahkan peneliti Jepang baru-baru ini menemukan bahwa tikus yang diberi makan jenis rumput laut tertentu kehilangan 10 persen berat badan mereka.


rumput laut mempunyai kandungan nutrisi cukup lengkap. Secara kimia rumput laut terdiri dari air (27,8%), protein (5,4%), karbohidrat (33,3%), lemak (8,6%) serat kasar (3%) dan abu (22,25%). Selain karbohidrat, protein, lemak dan serat, rumput laut juga mengandung enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin (A,B,C,D, E dan K) dan makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium. Kandungan asam amino, vitamin dan mineral rumput laut mencapai 10 -20 kali lipat dibandingkan dengan tanaman darat.

Banyak penelitian yang membuktikan bahwa rumput laut adalah bahan pangan berkhasiat :

Antikanker Penelitian Harvard School of Public Health di Amerika mengungkap, wanita premenopause di Jepang berpeluang tiga kali lebih kecil terkena kanker payudara dibandingkan wanita Amerika. Hal ini disebabkan pola makan wanita Jepang yang selalu menambahkan rumput laut di dalam menu mereka.

Antioksidan Klorofil pada gangang laut hijau dapat berfungsi sebagai antioksidan. Zat ini membantu membersihkan tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya bagi tubuh.

Mencegah Kardiovaskular Para Ilmuwan Jepang mengungkap, ekstrak rumput laut dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Bagi pengidap stroke, mengkonsumsi rumput laut juga sangat dianjurkan karena dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh.

Makanan Diet Kandungan serat (dietary fiber) pada rumput laut sangat tinggi. Serat ini bersifat mengenyangkan dan memperlancar proses metabolisme tubuh sehingga sangat baik dikonsumsi penderita obesitas. Karbohidratnya juga sukar dicerna sehingga Anda akan merasa kenyang lebih lama tanpa takut kegemukan.


http://www.klikunic.com/2012/04/kekayaan-manfaat-rumput-laut.html