Kamis, Juli 19, 2012

MUHAMMADIYAH: Ini Alasan Mengapa Puasa lebih Cepat 19 July 2012 15:26

JAKARTA – Perbedaan penentuan awal puasa atau 1 Ramadan bukanlah kali ini saja terjadi.
Mulai besok, kalangan Muhammadiyah akan mulai berpuasa. Ini lebih cepat satu hari, jika pada sidang isbat pemerintah memutuskan bahwa 1 Ramadhan jatuh pada tanggal 21 Juli 2012.
Akar perbedaan itu terletak pada metode. Muhammadiyah menggunakan metode hisab, sementara pemerintah yang mengggunakan metode rukyat.

Mengapa Muhammadiyah memilih metode hisab? Pilihan itu berakar pada pandangan bahwa rukyat tidak dapat memberikan suatu penandaan waktu yang pasti dan komprehensif. Dan karena itu tidak dapat menata waktu pelaksanaan ibadah umat Islam secara selaras di seluruh dunia.

Menurut Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof.Dr.Syamsul Anwar,MA dalam tulisannya yang dipublikasikan oleh www.muhammadiyah.or.id hisab yang dipakai Muhammadiyah adalah hisab wujud al-hilal.

Dengan metode ini, awal bulan baru Qamariah baru dimulai apabila telah terpenuhi tiga parameter: telah terjadi konjungsi atau ijtimak, ijtimak itu terjadi sebelum matahari terbenam, dan pada saat matahari terbenam bulan berada di atas ufuk.

Muhammadiyah memilih metode hisab karena, pertama, ada ayat Al-Qur’an yang mendorong manusia melakukan perhitungan atas peredaran matahari dan bulan yang beredar secara pasti..
Kedua, bila pada masa Nabi Muhammad digunakan metode rukyat, itu karena umat zaman Nabi tidak kenal baca tulis dan tidak memungkinkan melakukan hisab.
Di kalangan ulama pendukung metode hisab juga dikenal hukum yang menyebutkan jika sudah ada ahli hisab, maka metode rukyat tidak berlaku lagi.
Ketiga, dengan rukyat umat Islam tidak bisa membuat kalender. Rukyat tidak dapat meramal tanggal jauh ke depan karena tanggal baru bisa diketahui pada H-1.
Keempat, rukyat tidak dapat menyatukan awal bulan Islam secara global. Sebaliknya, rukyat memaksa umat Islam berbeda memulai awal bulan Qamariah, termasuk bulan-bulan ibadah. Hal ini karena rukyat pada visibilitas pertama tidak meng-cover seluruh muka bumi. Pada hari yang sama ada muka bumi yang dapat merukyat tetapi ada muka bumi lain yang tidak dapat merukyat.
Kelima, jangkauan rukyat terbatas, hanya bisa diberlakukan ke arah timur sejauh 10 jam. Orang di sebelah timur tidak mungkin menunggu rukyat di kawasan sebelah barat yang jaraknya lebih dari 10 jam. Akibatnya, rukyat fisik tidak dapat menyatukan awal bulan Qamariah di seluruh dunia karena keterbatasan jangkauannya.
Keenam, rukyat menimbulkan masalah pelaksanaan puasa Arafah. Bisa terjadi di Makkah belum terjadi rukyat sementara di kawasan sebelah barat sudah, atau di Makkah sudah rukyat tetapi di kawasan sebelah timur belum. Sehingga bisa terjadi kawasan lain berbeda satu hari dengan Makkah dalam memasuki awal bulan Qamariah.
Hal ini dapat menyebabkan kawasan ujung barat bumi tidak dapat melaksanakan puasa Arafah karena wukuf di Arafah jatuh bersamaan dengan hari Idul Adha di ujung barat itu. Kalau kawasan barat itu menunda masuk bulan Zulhijah demi menunggu Makkah padahal hilal sudah terpampang di ufuk mereka, ini akan membuat sistem kalender menjadi kacau balau. (JIBI/yus/sae)

http://www.kabar24.com/index.php/muhammadiyah-ini-alasan-mengapa-puasa-lebih-cepat/

Tidak ada komentar: